Selasa, 05 Juni 2012

PLC

PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)


Pengertian

            Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam [2].             Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah :sistem elektronik yang beroperasi secara dijital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O dijital maupun analog [3].
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
1.    Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
2.    Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3.    Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.  

PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan.Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak.
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi secara umum dan secara khusus [4]. Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
1.      Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
2.      Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.                       

Sedangkan fungsi PLC secara khusus adalah dapat memberikan input ke CNC (Computerized Numerical Control). Beberapa PLC dapat memberikan input ke CNC untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan dengan PLC mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya. CNC biasanya dipakai untuk proses finishing, membentuk benda kerja, moulding dan sebagainya.            
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya. 

Keuntungan dan Kerugian PLC [2][5]

            Dalam industri-industri yang ada sekarang ini, kehadiran PLC sangat dibutuhkan terutama untuk menggantikan sistem wiring atau pengkabelan yang sebelumnya masih digunakan dalam mengendalikan suatu sistem. Dengan menggunakan PLC akan diperoleh banyak keuntungan diantaranya adalah sebagai berikut:
Ø  Fleksibel
Pada masa lalu, tiap perangkat elektronik yang berbeda dikendalikan dengan pengendalinya masing-masing. Misal sepuluh mesin membutuhkan sepuluh pengendali, tetapi kini hanya dengan satu PLC kesepuluh  mesin tersebut dapat dijalankan dengan programnya masing-masing.
 Ø  Perubahan dan pengkoreksian kesalahan sistem lebih mudah
Bila salah satu sistem akan diubah atau dikoreksi maka pengubahannya hanya dilakukan pada program yang terdapat di komputer, dalam waktu yang relatif singkat, setelah itu didownload ke PLC-nya. Apabila tidak menggunakan PLC, misalnya relay maka perubahannya dilakukan dengan cara mengubah pengkabelannya. Cara ini tentunya memakan waktu yang lama.
 Ø  Jumlah kontak yang banyak
Jumlah kontak yang dimiliki oleh PLC pada masing-masing coil lebih banyak daripada kontak yang dimiliki oleh sebuah relay.
 Ø  Harganya lebih murah
PLC mampu menyederhanakan banyak pengkabelan dibandingkan dengan sebuah relay. Maka harga dari sebuah PLC lebih murah dibandingkan dengan harga beberapa buah relay yang mampu melakukan pengkabelan dengan jumlah yang sama dengan sebuah PLC. PLC mencakup relay, timers, counters, sequencers, dan berbagai fungsi lainnya.
 Ø  Pilot running
PLC yang terprogram dapat dijalankan dan dievaluasi terlebih dahulu di kantor atau laboratorium. Programnya dapat ditulis, diuji, diobserbvasi dan dimodifikasi bila memang dibutuhkan dan hal ini menghemat waktu bila dibandingkan dengan sistem relay konvensional yang diuji dengan hasil terbaik di pabrik.
 Ø  Observasi visual
Selama program dijalankan, operasi pada PLC dapat dilihat pada layar CRT. Kesalahan dari operasinya pun dapat diamati bila terjadi.
 Ø  Kecepatan operasi
Kecepatan operasi PLC lebih cepat dibandingkan dengan relay. Kecepatan PLC ditentukan dengan waktu scannya dalam satuan millisecond.
 Ø  Metode Pemrograman Ladder atau Boolean
Pemrograman PLC dapat dinyatakan dengan pemrograman ladder bagi teknisi, atau aljabar Boolean bagi programmer yang bekerja di sistem kontrol digital atau Boolean.
Ø  Sifatnya tahan uji
Solid state device lebih tahan uji dibandingkan dengan relay dan timers mekanik atau elektrik. PLC merupakan solid state device sehingga bersifat lebih tahan uji.
 Ø  Menyederhanakan komponen-komponen sistem kontrol
Dalam PLC juga terdapat counter, relay dan komponen-komponen lainnya, sehingga tidak membutuhkan komponen-komponen tersebut sebagai tambahan. Penggunaan relay membutuhkan counter, timer ataupun komponen-komponen lainnya sebagai peralatan tambahan.
 Ø  Dokumentasi
Printout dari PLC dapat langsung diperoleh dan tidak perlu melihat blueprint circuit-nya. Tidak seperti relay yang printout sirkuitnya tidak dapat diperoleh.
 Ø  Keamanan
Pengubahan pada PLC tidak dapat dilakukan kecuali PLC tidak dikunci dan diprogram. Jadi tidak ada orang yang tidak berkepentingan dapat mengubah program PLC selama PLC tersebut dikunci.
 Ø  Dapat melakukan pengubahan dengan pemrograman ulang
Karena PLC dapat diprogram ulang secara cepat, proses produksi yang bercampur dapat diselesaikan. Misal bagian B akan dijalankan tetapi bagian A masih dalam proses, maka proses pada bagian B dapat diprogram ulang dalam satuan detik.
 Ø  Penambahan rangkaian lebih cepat
Pengguna dapat menambah rangkaian pengendali sewaktu-waktu dengan cepat, tanpa memerlukan tenaga dan biaya yang besar seperti pada pengendali konvensional.
       
Selain keuntungan yang telah disebutkan di atas maka ada kerugian yang dimiliki oleh PLC, yaitu:
Ø  Teknologi yang masih baru
Pengubahan sistem kontrol lama yang menggunakan ladder atau relay ke konsep komputer PLC merupakan hal yang sulit bagi sebagian orang
 Ø  Buruk untuk aplikasi program yang tetap
Beberapa aplikasi merupakan aplikasi dengan satu fungsi. Sedangkan PLC dapat mencakup beberapa fungsi sekaligus. Pada aplikasi dengan satu fungsi jarang sekali dilakukan perubahan bahkan tidak sama sekali, sehingga penggunaan PLC pada aplikasi dengan satu fungsi akan memboroskan (biaya).
 Ø  Pertimbangan lingkungan
Dalam suatu pemrosesan, lingkungan mungkin mengalami pemanasan yang tinggi, vibrasi yang kontak langsung dengan alat-alat elektronik di dalam PLC dan hal ini bila terjadi terus menerus, mengganggu kinerja PLC sehingga tidak berfungsi optimal.
 Ø  Operasi dengan rangkaian yang tetap
Jika rangkaian pada sebuah operasi tidak diubah maka penggunaan PLC lebih mahal dibanding dengan peralatan kontrol lainnya. PLC akan menjadi lebih efektif bila program pada proses tersebut di-upgrade secara periodik.
  

Bagian-Bagian PLC

Sistem PLC terdiri dari lima bagian pokok, yaitu:
Ø  Central processing unit (CPU). Bagian ini merupakan otak atau jantung PLC, karena bagian ini merupakan bagian yang melakukan operasi / pemrosesan program yang tersimpan dalam PLC. Disamping itu CPU juga melakukan pengawasan atas semua operasional kerja PLC, transfer informasi melalui internal bus antara PLC, memory dan unit I/O.
Bagian CPU ini antara lain adalah :
q  Power Supply, power supply mengubah suplai masukan listrik menjadi suplai listrik yang sesuai dengan CPU dan seluruh komputer.
q  Alterable Memory, terdiri dari banyak bagian, intinya bagian ini berupa chip yang isinya di letakkan pada chip RAM (Random Access Memory), tetapi isinya dapat diubah dan dihapus oleh pengguna / pemrogram. Bila tidak ada supplai listrik ke CPU maka isinya akan hilang, oleh sebab itu  bagian ini disebut bersifat volatile,  tetapi ada juga bagian yang tidak bersifat volatile.
q  Fixed Memory, berisi program yang sudah diset oleh pembuat PLC, dibuat dalam bentuk chip khusus yang dinamakan ROM (Read Only Memory), dan tidak dapat diubah atau dihapus selama operasi CPU, karena itu bagian ini sering dinamakan memori non-volatile yang tidak akan terhapus isinya walaupun tidak ada listrik yang masuk ke dalam CPU. Selain itu dapat juga ditambahkan modul EEPROM atau Electrically Erasable Programmable Read Only Memory yang ditujukan untuk back up program utama RAM prosesor sehingga prosesor dapat diprogram untuk meload program EEPROM ke RAM jika program di RAM hilang atau rusak [6].
q  Processor, adalah bagian yang mengontrol supaya informasi  tetap jalan dari bagian yang satu ke bagian yang lain, bagian ini berisi rangkaian clock, sehingga masing-masing transfer informasi ke tempat lain tepat sampai pada waktunya
q  Battery Backup, umumnya CPU memiliki bagian ini. Bagian ini berfungsi menjaga agar tidak ada kehilangan program yang telah dimasukkan ke dalam RAM PLC jika catu daya ke PLC tiba-tiba terputus. 
Ø  Programmer / monitor (PM). Pemrograman dilakukan melalui keyboard sehingga alat ini dinamakan Programmer. Dengan adanya Monitor maka dapat dilihat apa yang diketik atau proses yang sedang dijalankan oleh PLC. Bentuk PM ini ada yang besar seperti PC, ada juga yang berukuran kecil yaitu hand-eld programmer dengan jendela tampilan yang kecil, dan ada juga yang berbentuk laptop. PM dihubungkan dengan CPU melalui kabel. Setelah CPU selesai diprogram maka PM tidak dipergunakan lagi untuk operasi proses PLC, sehingga bagian ini hanya dibutuhkan satu buah untuk banyak CPU.   
… (deleted)…
Ø  Modul input / output (I/O).Input merupakan bagian yang menerima sinyal elektrik dari sensor atau komponen lain dan sinyal itu dialirkan ke PLC untuk diproses. Ada banyak jenis modul input yang dapat dipilih dan jenisnya tergantung dari input yang akan digunakan. Jika input adalah limit switches dan pushbutton dapat dipilih kartu input DC. Modul input analog adalah kartu input khusus yang menggunakan ADC (Analog to Digital Conversion) dimana kartu ini digunakan untuk input yang berupa variable seperti temperatur, kecepatan, tekanan dan posisi. Pada umumnya ada 8-32 input point setiap modul inputnya. Setiap point akan ditandai sebagai alamat yang unik oleh prosesor.Output adalah bagian PLC yang menyalurkan sinyal elektrik hasil pemrosesan PLC ke peralatan output. Besaran informasi / sinyal elektrik itu dinyatakan dengan tegangan listrik antara 5 – 15 volt DC dengan informasi diluar sistem tegangan yang bervariasi antara 24 – 240 volt DC mapun AC. Kartu output biasanya mempunyai 6-32 output point dalam sebuah single module. Kartu output analog adalah tipe khusus dari modul output yang menggunakan DAC (Digital to Analog Conversion). Modul output analog dapat mengambil nilai dalam 12 bit dan mengubahnya ke dalam signal analog. Biasanya signal ini 0-10 volts DC atau 4-20 mA. Signal Analog biasanya digunakan pada peralatan seperti motor yang mengoperasikan katup dan pneumatic position control devices.Bila dibutuhkan, suatu sistem elektronik dapat ditambahkan untuk menghubungkan modul ini ke tempat yang jauh. Proses operasi sebenarnya di bawah kendali PLC mungkin saja jaraknya jauh, dapat saja ribuan meter.

Ø 
Printer. Alat ini memungkinkan program pada CPU dapat di printout atau dicetak. Informasi yang mungkin dicetak adalah diagram ladder, status register, status dan daftar dari kondisi-kondisi yang sedang dijalankan, timing diagram dari kontak, timing diagram dari register, dan lain-lain. 

Ø  The Program Recorder / Player. 
Alat ini digunakan untuk menyimpan program dalam CPU. Pada PLC yang lama digunakan tape, sistem floopy disk. Sekarang ini PLC semakin berkembang dengan adanya hard disk yang digunakan untuk pemrograman dan perekaman. Program yang telah direkam ini nantinya akan direkam kembali ke dalam CPU apabila program aslinya hilang atau mengalami kesalahan.
 Untuk operasi yang besar, kemungkinan lain adalah menghubungkan CPU dengan komputer utama (master computer) yang biasanya digunakan pada pabrik besar atau proses yang mengkoodinasi banyak Sistem PLC .

Konsep Perancangan Sistem Kendali dengan PLC  [7][8]

            Dalam merancang suatu sistem kendali dibutuhkan pendekatan-pendekatan sistematis dengan prosedure sebagai berikut :
1.   Rancangan Sistem Kendali
       Dalam tahapan ini si perancang harus menentukan terlebih dahulu sistem apa yang akan dikendalikan dan proses bagaimana yang akan ditempuh. Sistem yang dikendalikan dapat berupa peralatan mesin ataupun proses yang terintegrasi yang sering secara umum disebut dengan controlled system.

2.  Penentuan I/O
Pada tahap ini semua piranti masukan dan keluaran eksternal yang akan dihubungkan PLC harus ditentukan. Piranti masukan dapat berupa saklar, sensor, valve dan lain-lain sedangkan piranti keluaran dapat berupa solenoid katup elektromagnetik dan lain-lain.

3.  Perancangan Program (Program Design)
Setelah ditentukan input dan output maka dilanjutkan  dengan proses merancang program dalam bentuk ladder diagram dengan mengikuti aturan dan urutan operasi sistem kendali.

4.  Pemrograman (Programming)

5.  Menjalankan Sistem (Run The System)
Pada tahapan ini perlu dideteksi adanya kesalahan-kesalahan satu persatu (debug), dan menguji secara cermat sampai kita memastikan bahwa sistem aman untuk dijalankan.
….
selain fungsi yang telah diceritakan sebelumnya … PLC di pakai juga untuk Emergency Shutdown System (ESD)  karena responnya yang cepat dibandingkan DCS ….
berikut adalah jenis PLC Programming berdasarkan IEC-61131-3 .. ada lima bahasa pemrograman yang diakui oleh standar ini..
- Ladder Diagram (LD)
- Function Block Diagram (FBD)
- Instruction List (IL)
- Structure Text (ST)
- Sequential Function Chart (SFC)
yang paling sering dipakai adalah LD … tapi saya lebih senang kalo pake FBD.
Memang tergantung background lah … kalo orang listrik lebih familiar dengan LD … karena rancangan PLC dari awal adalah menggantikan sistem konvensional relay yang buanyak banget wiring nya ….  Sedangkan kalo anak kuliahan biasanya lebih senang FBD karena biasanya sudah familiar dengan Sistem Digital (Diagram Block AND, OR, dll)
Manufacturer atau pembuat PLC diantaranya sebagai berikut:
  • Allen Bradley (www.ab.com) -> Nama2 PLC nya: Control Logix, PLC-5, SLC, Flex Logix, dll. sedangkan software yang dipakai adalah RSLogix dan RSLinx. http://www.ab.com/programmablecontrol/
  • Schneider Electric (http://www.telemecanique.com/en/functions_discovery/function_5_11.htm) -> Modicon Quantum, Compact, Momentum, Micro, Premium, dll. Software yang di pakai adalah Concept buat Modicon Quantum, dan ada lagi yang lain .. lupa namanya euy … nanti kalo ketemu saya update lagi .. ;)
  • Siemens -> S7-400, S7-300, S5 (sudah tidak diproduksi lagi .. cuman masih banyak yang pakai .. dan masih ada stock). Software yang dipakai Step7 (S7-400 dan S7-300) dan Step5 (buat S5, masih under DOS tampilannya)
  • Mitsubishi
  • GE Fanuc
  • dll
PLC-AB
PLC-Schneider
PLC-others
Protokol Komunikasi yang dipakai untuk masing2 merek PLC pun berbeda2 … tetapi biasanya ada semacam konverternya biar bisa berkomunikasi dengan yang lain .. semacam konverterlah … tapi tidak semua ….
Berikut jenisnya untuk masing-masing merek PLC
  • Modicon Quatum (Modbus, Modbus+, Modbus TCP/IP, etc)
  • Allen Bradley (DH+, DH-485, DeviceNet, ControlNet, etc)
  • SIEMENS (MPI, Profibus DP, ethernet, etc)
  • dll

     

     

     

     

    Uninterruptable Power Supply

    Apa itu UPS ? UPS adalah suatu alat yang berfungsi sebagai buffer antara power suplai dengan peralatan elektronik yang kita gunakan seperti komputer, printer, modem, dsb. Bila ada gangguan, atau dengan kata lain suplai daya terputus, maka UPS akan segera bekerja dalam waktu sesingkat mungkin sehingga peralatan elektronik yang kita miliki tidak mengalami kerusakan. Dalam hal ini UPS berfungsi sebagai suplai daya baru (backup dari suplai daya utama).
    Mengapa kita harus memasang UPS ?
    Sering terjadi suplai daya PLN terputus secara tiba-tiba atau kualitas suplai daya tidak normal akibat tegangan lebih, tegangan kurang dan tegangan kedip yang disebabkan karena gangguan petir dsb. Alangkah ruginya kita, apabila data-data berharga hasil pekerjaan yang telah kita kerjakan di komputer hilang akibat suplai daya ke komputer tiba-tiba putus.
    Gambar 1
    UPS bertindak untuk mencegah hal tersebut terjadi. Apabila telah terjadi kerusakan pada alat elektronik akibat terputusnya suppply daya atau data-data yang kita miliki hilang, maka UPS tidak dapat mengatasinya. UPS hanya bertanggung jawab agar peralatan elektronik tersebut tidak rusak atau sebelum data hilang.
    Penyebab utama menurunnya kualitas suplai daya
    Menurunnya kualitas suplai daya sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup peralatan elektronik yang disuplainya. Beberapa hal utama yang menyebabkan menurunnya kualitas suplai daya :
  • Teganga lebih(Surja) impuls akibat petir. Tegangan lebih akibat petir biasanya terjadi dalam waktu beberapa mikro detik. Tegangan lebih ini biasanya dapat merusak perangkat keras (hardware) dari peralatan elektronik yang dikenainya. Seperti microchips, harddisk, monitor dsb.
  • Tegangan lebih akibat switch. Biasanya terjadi akibat mesin listrik yang diputus dari suplai. Bila kejadian ini berlangsung lama dapat mengakibatkan kerusakan pada perangkat keras.
  • Tegangan kedip sesaat akibat peralatan listrik berdaya besar baru dinyalakan. Tegangan kedip ini dapat menyebabkan komputer hang, salah pembacaan pada harddisk atau kerusakan fisik pada harddisk tersebut.
  • Tegangan kurang, akibat PLN tidak mampu melayani beban puncak. Hal ini mengakibatkan peralatan kita dicatu dengan tegangan lebih rendah dari ratingnya. Hal ini sangat berbahaya bagi peralatan kita sangat sensitif terhadap perubahan tegangan.
  • Black-Out
Ini merupakan peristiwa putusnya tegangan PLN ke peralatan secara keseluruhan.  Gambar 2 Komponen Utama UPS Komponen utama dari sebuah UPS adalah :
  • Baterei
Jenis baterei yang digunakan adalah jenis lead-acid (tegangan nominal 2,0 V per sel) dan jenis nikel-cadmium (tegangan nominal 1,2 V per sel). Baterei ini mampu menjadi sumber tegangan cadangan selama 15-30 menit.
  • Rectifier (penyearah)
Berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi arus DC dari suplai daya untuk mengisi baterei.
  • Inverter
Berfungsi untuk mengubah arus DC dari bateri menjadi arus AC ke peralatan yang dilindungi oleh UPS. Gambar 3 Macam UPS berdasarkan cara kerjanya :
  1. Line Interactive UPS
  2. Pada UPS jenis ini diberi tambahan alat AVR (automatic voltage regulator) yang berfungsi mengatur tegangan dari suplai daya ke peralatan.
     
  3. On-Line UPS
  4. Pada UPS jenis ini terdapat 1 rectifier dan 1 inverter yang terpisah. Hal ini lebih mahal apabila dibandingkan dengan dua jenis UPS lainnya. Dalam keadaan gangguan, suplai daya ke rectifier akan diblok sehingga akan ada arus DC dari baterei ke inverter yang kemudian diubah menjadi AC.
     
  5. Off-Line UPS
UPS jenis ini merupakan UPS paling murah diantara jenis UPS yang lain. Karena rectifier dan inverter berada dalam satu unit. Dalam keadaan gangguan, switch akan berpindah sehingga suplai daya dari suplai utama terblok. Akibatnya akan mengalir arus DC dari baterei menuju inverter.

Rabu, 07 September 2011

MENGOPERASIKAN DVD PLAYER


1) Setelah DVD player hooked up, menyalakan TV dan menemukan tombol power dan nyalakan DVD             player. Dalam beberapa kasus, Anda juga akan perlu mengatur TV ke input saluran tertentu seperti                 VIDEO 1 untuk dapat melihat gambar. Lihat petunjuk manual DVD player untuk arah tertentu.







2) Untuk memasukkan DVD, menemukan dan tekan tombol berlabel OPEN / CLOSE atau EJECT. Ini             bekerja dengan cara yang sama CD player beroperasi. Setelah Anda menekan tombol, sebuah nampan           kereta harus keluar di mana Anda dapat menempatkan DVD.


3) Masukkan data ke sisi DVD (sisi mengkilap) ke dalam baki kereta DVD. Menekan tombol EJECT atau         OPEN / CLOSE lagi akan kembali baki kereta kembali ke DVD player dengan DVD.

4) Pada titik ini Anda akan melihat layar peringatan muncul di TV, diikuti oleh layar Hadiah Kas biru. Mohon       luangkan waktu untuk membaca kedua layar tampilan pertama Anda untuk memastikan Anda memahami         dan mematuhi undang-undang hak cipta. Setelah layar peringatan, Anda akan datang untuk menu DVD           utama.

 










  Pada titik ini, Anda akan mulai untuk antarmuka dengan DVD dan menu pilihan yang menggunakan kontrol Anda DVD terpencil. Below you will find a typical DVD remote control with some of the buttons labeled. Di bawah ini Anda akan menemukan kontrol DVD khas jauh dengan beberapa tombol berlabel. You should find similar buttons on your remote. Anda harus menemukan tombol yang mirip di remote Anda.Refer to your DVD Player's Owners Manual if you cannot find these buttons. Lihat ke Manual Pemilik DVD Player jika Anda tidak dapat menemukan tombol-tombol ini. Your remote and DVD player may have more buttons and features; however you will only need the ones labeled below. Jauh Anda dan DVD player mungkin memiliki lebih banyak tombol dan fitur, namun Anda hanya akan perlu yang berlabel di bawah ini.

5) Meskipun pilihan menu pada disk setiap bervariasi tergantung pada konten yang sebenarnya, mereka semua akan bekerja sama Anda akan melihat daftar nama modul belajar yang tersedia pada disk, dengan disiram Quantum berwarna merah di belakang modul pembelajaran pertama. Ini disiram merah indikator anda pada menu layar untuk menunjukkan apa pilihan yang Anda miliki disorot.  


6) Menggunakan tombol panah pada remote DVD Anda dapat mengubah pilihan Anda. Once you have highlighted the learning module you wish to view, select it by pressing the enter key or select key on your DVD remote. Setelah Anda telah menyoroti modul pembelajaran yang ingin Anda lihat, pilih dengan menekan tombol enter atau tombol pilih pada DVD Anda remote. This will bring up the learning module sub-menu, with options / selections specific to that learning module. Ini akan memunculkan modul pembelajaran sub-menu, dengan opsi / pilihan yang khusus untuk modul pembelajaran.
 


 
7) Setiap modul pembelajaran memiliki sub menu yang terdiri dari 3 elemen dasar yang sama. Sebuah tombol PLAY, tombol TINJAUAN dan tombol BACK GO.Elemen pertama dan terakhir yang cukup jelas.Dengan menyoroti dan memilih baik atau BERMAIN KEMBALI, Anda akan BERMAIN modul belajar dari awal atau kembali ke menu utama, masing-masing. Pilihan TINJAUAN akan membawa Anda ke layar dengan bab poin. Ini adalah fitur unik dari DVD yang pada dasarnya bertindak sebagai penanda dalam konten pada DVD sehingga Anda dapat melompat ke kanan ke setiap saat. Sebagai contoh, jika ada titik bab seleksi disebut Return on Investments dan Anda ingin memulai modul belajar dari titik itu, Anda bisa sorot kotak berjudul Return on Investment dan pilih. Modul belajar akan mengambil dari titik itu dan memutar ke depan.
 
   Perlu diketahui, layar REVIEW dan bab poin ditujukan untuk hanya itu, tinjauan. Baru AE harus melihat modul pembelajaran sepenuhnya sebelum menggunakan menu REVIEW, karena mereka akan kehilangan konten yang kemungkinan besar akan ditemukan pada ujian! Dengan menggunakan tombol ini Anda dapat menavigasi bolak-balik melalui DVD dan pergi dari modul ke modul.
   Tidak disebutkan di sini, tapi seperti CD audio, DVD player memiliki fungsi untuk maju cepat, mundur, berhenti, dan melompat ke bagian berikutnya.Secara umum Anda tidak harus menggunakan fungsi-fungsi ini, kecuali jika Anda meninjau pertunjukan Jangan maju cepat atau melewatkan segmen dari modul pertama kalinya melalui, karena Anda mungkin akan kehilangan informasi penting yang nantinya akan dibahas dalam modul lain atau tes.

8) Bila Anda telah menyelesaikan menonton isi dari modul pembelajaran, DVD otomatis akan kembali ke submenu yang modul pembelajaran itu. Jika Anda ingin melanjutkan pelatihan Anda, pilih GO KEMBALI dan DVD akan kembali ke menu DVD utama. Di sini Anda dapat memilih modul belajar yang berbeda untuk bekerja pada. Ulangi langkah 5-7 untuk mengakses modul belajar lainnya pada disk.  

 
 

9) Jika Anda melihat pertunjukan dan harus berhenti sepenuhnya, Anda memiliki beberapa pilihan Pertama, di remote Anda akan ada sebuah tombol yang menyatakan MENU MENU atau DVD. Dengan menekan tombol ini, DVD akan segera menghentikan pertunjukan dan membawa Anda kembali ke menu.Dari sana Anda dapat membuat pilihan baru atau hanya menghapus DVD dan mematikan DVD playerLihat langkah 2 untuk petunjuk membuka dan menutup baki kereta DVD player untuk mendapatkan DVD. 
Sebuah kata dari hati-hati, ketika Anda telah menyelesaikan dengan menggunakan DVD dan Anda siap untuk menghapusnya dari DVD player, jangan tekan tombol EJECT atau BUKA / TUTUP pada DVD player sedangkan DVD yang aktif dan menampilkan urutan video. Meskipun hal ini tidak akan merusak DVD, akan ketegangan DVD player dan dapat menyebabkan masalah di masa depan. Juga, tidak pernah mendorong baki kereta atau mencoba untuk menariknya keluar ketika sedang bergerak. Hal ini telah lama praktek umum dengan CD player, tapi seperti CD player, itu akan aus motor yang bergerak nampan bolak-balik, akhirnya meninggalkan Anda tanpa menggunakan DVD player. Hanya menggunakan tombol untuk membuka dan menutup baki kereta.

 ditranslasikan oleh: SUMBER

Melakukan Install DVD Player


 Menghubungkan DVD player pada penerima stereo (atau televisi jika tidak memiliki penerima) meliputi pembuatan dua hubungan dasar audio dan video.
1.Hubungan audio 
  • Hubungan pertama untuk bagian sinyal audio. Terdapat beberapa pilihan tergantung pada penerima yang dimiliki. Pilihan terbaik (jika ada) adalah menggunakan optic (juga dinamakan Tos-link) atau koneksi digital coaxial (RCA). Kedua pilihan ini sama kualitasnya, juga sama dalam hal penggunaan dibutuhkan dua keluaran pada DVD player dan sebuah masukan pada penerima. Hanya pada penerima dibangun dalam decoder dolby digital.
  • Jika penerima dibangun tidak memiliki Dolby Digital atau DTS decoder, namun merupakan Dolby Digital ready cari kanal Dolby 5.1 atau kanal DTS 5.1. Hubungan ini meliputi enam kabel, berkaitan dengan perbedaan kanal speaker : kiri depan, senter depan, kanan depan, kiri belakang, kanan belakang dan subwoofer.
  • Pilihan akhir dihubungkan dua komponen keluaran analog RCA. Ini merupakan hubungan dua kabel dengan satu kabel mengirimkan suara speaker kiri dan kabel yang lain mengirim speaker kanan. Hubungan ini akan mengirimkan suara stereo, namun mungkin hanya merupakan pilihan jika memasang televisi secara langsung, atau jika yang dimiliki penerima tua dua kanal.

2.Hubungan video 
  • Pilihan kualitas terbaik menggunakan hubungan komponen. Hubungan ini terdiri dari tiga kabel : warna label merah, biru dan hijau. Oleh karena itu hubungan ini hanya ada pada seperangkat penerima dan televisi mutakhir.
  • Pilihan berikutnya adalah S-Video. Hubungan DVD player satu kabel pada penerima.
  • Pilihan terakhir serupa dengan pengaturan audio, menggunakan keluaran video RCA analog, biasanya dengan warna label kuning pada kedua ujungnya. Ini akan mengirimkan kualitas terendah, namun mencukupi untuk televisi yang paling tua.

A.Koneksi Dasar DVD player dan TV dengan jack masukan Audio/Video

 
Gambar 3.1

  • Sisipkan kabel audio dalam AUDIO jack L (kiri = putih) dan R (kanan = merah) dibelakang DVD player, dan dalam jack AUDIO IN dalam perangkat TV.
  • Sisipkan kabel video (kuning) ke dalam jack VIDEO dibelakang DVD player dan ke dalam jack VIDEO IN perangkat TV.
  • Sisipkan kabel daya AC ke dalam saluran AC.
  • Tekan tombol play pada DVD player.

B.Koneksi DVD player, TV dengan Jack masukan Audio Video menggunakan kabel S-Video


Gambar 3.2

  • Sisipkan kabel audio ke dalam jack AUDIO L (kiri=putih) dan R (kanan = merah) dibelakang DVD player dan jack AUDIO IN pada televisi.
  • Sisipkan kabel S-Video ke dalam jack S-Video dibelakang DVD player dank e jack S-VIDEO pada televisi. Koneksi ini memungkinkan kualitas gambar yang lebih baik (kabel kuning VIDEO IN atau OUT dalam S-VIDEO tidak diperlukan). Jika Tv tidak mempunyai S-VIDEO, gunakan koneksi dasar video pada gambar sebelumnya.
  • Sisipkan kabel daya AC ke dalam saluran AC.
  • Mainkan DVD

C.Koneksi DVD player, televisi dengan jack audio input dan jack komponen video 
  • Sisipkan kabel audio ke dalam jack AUDIO L (kiri = putih) dan R (kanan = merah) di belakang DVD player dan ke dalam jack AUDIO IN pada televisi.
  • Sisipkan kabel VIDEO ke dalam jack keluaran komponen video dibelakang DVD player dan jack masukan kompenen video pada televisi.
  • Sisipkan kabel daya AC ke dalam saluran AC.
  • Mainkan DVD.

Gambar 3.3

Catatan:
  • Untuk kemungkinan gambar terbaik gunakan jack komponen video pada televisi, dan atur VIDEO OUT pada YUV. Jika televisi tidak mempunyai masukan komponen video dapat menggunakan jack S-Video pada DVD player dan atur VIDEO OUT pada S-Video.
  • Jika jack masukan komponen video dalam televisi ditandai Pr, Pb, Y artinya pengaturan televisi telah mempunyai fungsi progressive scan, tombol DISPLAY/P-SCAN pada remote control tidak perlu ditekan untuk memilih PROGRESSIVE TV. Jika jack masukan kompoenen video pada televisi ditandai Cr, Cb, Y. dalam kaitannya penggunaan fungsi P-SCAN, setelah koneksi tekan tombol DISPLAY/P-SCAN untuk memilih PROGRESSIVE TV.

D.Hubungan kombinasi DVD Player+TV+Dolby Digital Theater System  (audio/video receiver/home theater)


Gambar 3.4

  • Sisipkan kabel audio ke dalam AUDIO L ( kiri = putih) dibelakang DVD player dan ke dalam jack masukan penerima audio video.
  • Jika mempunyai penerima Dolby digital atau digital theater sisipkan kabel koaksial ke jack COAXIAL pada DVD player dan jack masukan digital dibelakang penerima. Koneksi ini memungkinkan penggunaan fungsi decoder dolby digital pada penguat AV atau penerima. Untuk itu juga harus mengatur perangkat keluaran Audio SPDIF/RAW atau SPDIF/PCM dalam menu pengaturan audio.
  • Hubungkan kabel video pilih salah satu dari 3 mode hubungan bila memilih satu koneksi mode, mode yang lain tidak diperlukan:
  • Koneksi video dasar
  • S-Video
  • Koneksi komponen video
  • Sisipkan kabel daya AC ke dalam saluran AC.
  • Mainkan DVD

Catatan:
  • Kabel coaxial bukan kabel coaxial antenna, ini merupakan kabel audio kualitas tinggi dengan jack RCA pada kedua ujungnya. Bila membeli ke toko tanyakan kabel coaxial audio DVD untuk kanal suara 5.1.
  • Jika memiliki penerima atau piringan satelit tambahkan DVD player ini tidak akan mempengaruhi koneksi.
  • Bila digunakan kabel coaxial, tidak diperlukan penggunaan kabel AUDIO.
  • Untuk penggunaan kabel coaxial diperlukan pengaturan keluaran audio ke SPDIF/RAW atau SPDIF/PCM.

Cukup Sekian yang dapat saya sampaikan dalam postingan kali ini, jika ada yang ditanyakan silahkan memberi komentar pada halaman ini, saran dan kritik juga saya terima untuk kelanjutan blog ini.
Terima kasih telah membaca dan kurang lebihnya Mohon Ma’af.

Sumber :